Benarkah Kepribadian Pengaruhi Kualitas Tidur? - Info Sehat Klikdokter.com
searchtext customer service

Benarkah Kepribadian Pengaruhi Kualitas Tidur?

Beberapa kepribadian disebut memiliki kecenderungan perilaku tidur tertentu, sehingga memengaruhi kualitas tidur. Benarkah demikian?
Benarkah Kepribadian Pengaruhi Kualitas Tidur? (Stokkete/Shutterstock)

Klikdokter.com, Jakarta Anda sering merasa stres atau gelisah berlebihan? Hati-hati, hal tersebut dapat memengaruhi kualitas tidur Anda, sehingga kesulitan untuk tidur nyenyak. Sebab, penderita insomnia disebut-sebut cenderung memiliki ciri kepribadian yang mudah mengalami stres.

Tidur merupakan sebuah aktivitas sederhana yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, biasanya tidur yang berkualitas memakan waktu delapan jam dalam sehari tanpa adanya gangguan dalam bentuk apapun.

Baca Juga

Apabila Anda memiliki kesulitan tidur, bisa jadi hal tersebut diakibatkan kondisi tertentu seperti stres akibat pekerjaan, gangguan fisik, tidur siang, dan gaya hidup buruk seperti begadang. Jadi, pastikan kondisi-kondisi ini tidak menjadi bagian dalam diri Anda.

Kepribadian yang rentan mengalami gangguan tidur

Seperti dilansir dari Health, peneliti dari Institute of Neuroscience Belanda bernama Tessa Blanken dan timnya mempelajari ciri-ciri kepribadian dan sejarah hidup 2.224 peserta studi yang didiagnosis mengalami insomnia antara 2010 hingga 2016. Hasilnya, mereka menemukan beberapa kepribadian sebagai berikut:

  1. Ekspresif

Tipe ini bisa jadi merasa sangat tertekan pada titik tertentu. Mereka mampu merasa sangat aktif, namun  bisa merasakan cemas yang berlebihan ketika mendengar berita yang kurang menyenangkan menjelang waktu tidur.  Tipe ini juga dikategorikan sebagai orang yang rentan terhadap depresi.

  1. Sensitif

Tipe orang yang mudah tertekan ini memiliki tingkat insomnia lebih tinggi daripada kepribadian lainnya karena mudah stres saat menerima kabar buruk. Sebab, kepribadian ini cenderung lebih mudah menerima emosi bahagia, atau hal-hal yang membuat senang. Jenis insomnia yang biasa dialami adalah insomnia psikofisiologis.

  1. Tidak peka

Umumnya, orang yang tidak peka terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya merupakan orang dengan tipe kepribadian pesimis dan tidak dapat menangkap perasaan bahagia secara mudah. Oleh sebab itu, ketika tidur dengan kondisi yang tertekan, kualitas tidurnya menjadi berantakan.

  1. Emosional

Tipe orang dengan kepribadian ini biasanya tergolong lebih reaktif terhadap suatu kondisi yang kurang menyenangkan. Untuk meredakan amarahnya pun membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding jenis kepribadian lainnya. Oleh sebab itu, orang yang emosional kerap tidur dalam kondisi tertekan.

  1. Pasif-agresif

Tipe kepribadian ini biasanya mudah menyimpan trauma atas kejadian kurang menyenangkan yang dialaminya. Biasanya, trauma yang cukup berpengaruh adalah memori buruk di masa kecil. Selain itu, tipe ini memiliki  tingkat motivasi yang rendah dan cenderung mengalami insomnia pada usia 40-an.

Jenis kepribadian selain di atas sebenarnya juga bisa memiliki kualitas tidur yang buruk. Meski begitu, hal ini dapat diatasi dengan pola tidur yang benar. Apabila seseorang kerap mengalami insomnia dan berlangsung lama, ia berisiko memiliki penyakit seperti stres kronis atau depresi. Hal ini seperti dijelaskan oleh  dr. Vita.

“Stres adalah faktor psikologis yang menjadi salah satu penyebab seseorang sulit tidur. Kondisi ini biasanya dilatarbelakangi oleh adanya suatu masalah yang tergolong berat. Kabar baiknya, sulit tidur akibat stres bisa segera teratasi apabila masalah, yang menyebabkan stres, sudah terselesaikan,” tuturnya.

Berbagai jenis kepribadian di atas memang rentan mengalami insomnia, sehingga memiliki kualitas tidur yang kurang baik. Agar dapat tidur nyenyak, usahakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sebelum tidur. Bila tidak memungkinkan, Anda dapat melakukan yoga atau meditasi untuk menenangkan pikiran sebelum tidur. Namun bila Anda kesulitan mengatasinya secara mandiri, berkonsultasilah dengan dokter.

[NP/ RVS]

ARTIKEL TERKAIT

Gemar Baca Hoaks Picu Depresi

Info Sehat
20 Jan

Debat di Media Sosial Bisa Bikin Anda Stres

Info Sehat
19 Jan

Mengenal Penyebab di Balik Sifat Narsisme

Info Sehat
19 Jan

Bagaimana Rasanya Saat Mengalami Serangan Panik?

Info Sehat
19 Jan

Dampak Sakit Punggung yang Tak Teratasi dengan Baik

Info Sehat
19 Jan

REAKSI ANDA

0 KOMENTAR

Tulis Komentar Anda

Masuk KlikDokter untuk
meninggalkan komentar

Masuk
livechat