Untuk Anak, Lebih Baik Cokelat Susu, Putih, atau Hitam?

Klikdokter.com, Jakarta Mata anak-anak mungkin akan berbinar saat Bundanya membawa camilan cokelat. Ya, memberikan coklat untuk anak rasanya sudah menjadi kebiasaan ketika usia si kecil telah lewat dua tahun, apalagi jika ia tengah merengek.
Ada beberapa jenis cokelat yang populer di Indonesia. Mulai dari cokelat hitam, cokelat susu, dan cokelat putih yang kadang diberikan campuran atau variasi perasa. Dari kesemuanya, tahukah Anda cokelat mana yang terbaik baik untuk anak?
Jenis Cokelat yang Populer di Indonesia

Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa jenis cokelat yang populer di Indonesia.
Cokelat Hitam
Cokelat hitam mengandung lebih banyak cairan kakao, mentega kakao, dan sedikit gula. Kadang ditambahkan pula lesitin sebagai pengemulsi dan vanila untuk perasa.
Cokelat hitam tidak mengandung padatan susu. Jumlah kakao dalam cokelat hitam berkisar 30-80 persen. Rasanya agak manis, dan cenderung ke pahit.
Cokelat Susu
Ini merupakan jenis cokelat yang paling populer. Cokelat susu mengandung 10-40 persen kakao, yang dicampur dengan gula dan susu.
Karena gula yang ditambahkan lebih banyak, cokelat susu memiliki rasa yang lebih manis dan creamy ketimbang cokelat hitam. Teksturnya pun jauh lebih lembut dan lembek.
Cokelat Putih
Berbeda dengan dua cokelat di atas, jenis cokelat yang satu ini tidak mengandung cairan kakao atau produk kakao lainnya selain mentega kakao. Rasanya pun mirip vanila.
Cokelat putih mengandung minimal 20 persen mentega kakao, maksimal 55 persen gula, dan sekitar 15 persen padatan susu.
Artikel Lainnya: Ketika Si Kecil Alergi Cokelat
Jadi, Mana Cokelat yang Baik untuk Anak?

Menurut American Association Pediatric (AAP), Anda tidak boleh memberikan cokelat kepada anak yang masih berusia di bawah 2 tahun.
Selain itu, dr. Devia Irine Putri berpendapat, meski sudah berusia 2 tahun atau lebih, bukan berarti orang tua boleh memberikan camilan cokelat dalam jumlah berlebih kepada si buah hati.
“Berikan sedikit saja. Karena selain manis, sebenarnya tidak ada nutrisi yang terkandung (di dalam cokelat). Muncul alergi usai konsumsi cokelat juga bisa terjadi, ditambah lagi cokelat mengandung kafein. Jadi, sebaiknya memang tidak diberikan dalam jumlah banyak,” kata dr. Devia.
Lalu, bagaimana dengan opsi terbaik dari ragam cokelat di atas? Adakah salah satunya yang dapat mendukung kesehatan tubuh anak?
“Sebenarnya tidak ada panduan khusus mana cokelat yang boleh dimakan atau tidak buat anak. Tapi kalau dari jenisnya, paling baik sebenarnya adalah cokelat hitam. Karena, kandungan gulanya lebih sedikit dan mengandung antioksidan flavonoid yang lebih tinggi. Tapi pada anak-anak, kadang cokelat ini tidak disukai karena agak pahit,” ujar dr. Devia.
“Kalau tidak suka cokelat hitam, bisa dipilih cokelat susu. Selain masih ada kakaonya, ada juga campuran susu sehingga lebih tinggi kalsium. Sayangnya, cokelat susu punya kadar gula yang cukup tinggi. Jadi, jangan terlalu berlebihan saat memberikannya,” tambahnya.
Artikel Lainnya: Cokelat Bikin Batuk, Apa Iya?
Tips Memberikan Cokelat untuk Anak

Agar anak tetap sehat meski mengonsumsi cokelat, berikut ini beberapa tips dari dr. Devia yang bisa diterapkan oleh orang tua.
- Untuk awal, berikan cokelat dalam jumlah sedikit guna melihat ada/tidaknya reaksi alergi.
- Kalau memang tidak ada reaksi alergi, berikan cokelat jarang-jarang. Misalnya, satu kali dalam seminggu. Hindari memberikan cokelat sebagai camilan rutin.
- Imbangi dengan pemberian buah dan biskuit sebagai kudapan untuk buah hati Anda.
- Berikan makanan berat terlebih dahulu, baru makanan lain seperti cokelat. Tujuannya, supaya anak mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi, lalu kenyang, sehingga ketika makan camilan tidak berlebihan.
- Setelah mengonsumsi makanan manis, jangan lupa sikat gigi. Makanan manis dapat membentuk plak yang lama-kelamaan dapat merusak gigi.
Kini Anda sudah tahu harus kasih jenis cokelat apa untuk anak dan bagaimana caranya agar kondisi tubuh buah hati tak terganggu, bukan? Ingat, memberikan coklat untuk anak jangan dijadikan kebiasaan rutin, ya. Berikan sesekali saja sebagai selingan.
Bila masih ada pertanyaan seputar makanan dan kondisi kesehatan anak, jangan ragu untuk mengonsultasikan hal tersebut pada dokter melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)
0 KOMENTAR
Tulis Komentar Anda
Masuk KlikDokter untuk
meninggalkan komentar